PLC
(Programmable Logic Controller) atau programmable controller merupakan PLC
diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969 oleh Richard E. Morley yang
merupakan pendiri Modicon Corporation.
Menurut National Electrical Manufacturing
Assosiation (NEMA) PLC didefinisikan sebagai suatu perangkat elektronik
digital dengan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi
yang menjalankan fungsi-fungsi spesifik seperti: logika, sekuensial, timing,
counting, dan aritmatika untuk mengontrol suatu mesin industri atau
proses industri sesuai dengan yang diinginkan. PLC mampu mengerjakan suatu
proses terus menerus sesuai variabel masukan dan memberikan keputusan sesuai
keinginan pemrograman sehingga nilai keluaran tetap terkontrol.
Dalam konsep
tradisional, automasi hanya dapat digunakan untuk memproduksi satu jenis item.
Sekarang perlu mengotomatisasi produksi dengan berbagai macam variasi yang
baik, dalam jumlah yang cukup, seperti produktivitas yang lebih tinggi dan
penambahan investasi dan peralatan yang kecil.
Pada
prinsipnya, sebuah PLC terbentuk dari koordinasi antara 2 bagian utama, yakni: Central Processing Unit (CPU), dan I/O system. CPU merupakan bagian PLC yang berfungsi seperti otak pada manusia.
CPU berperan sebagai penerima, penyimpan dan pengolah informasi logika. CPU PLC
terdiri dari 3 bagian utama (lihat Gambar 1-3), yakni processor, memory dan power
supply.
§ Processor
berfungsi
mengkodekan, mendekodekan data dan melakukan komputasi data.
§ Memory berperan dalam menyimpan
segala informasi logika baik dari program kendali maupun dari perangkat I/O
yang terkoneksi dengan PLC.
§ Power supply
berfungsi
untuk menyediakan daya listrik yang dibutuhkan selama PLC tersebut
dioperasikan.
I/O system
merupakan
bagian PLC yang berfungsi sebagai antarmuka dengan dunia luar atau perangkat
input/output (I/O). I/O system
terdiri dari rack dan I/O module. I/O PLC dikelompokkan
menjadi 2 jenis, yakni diskrit dan analog.
§ Input
diskrit
berfungsi untuk menyampaikan sinyal informasi logika atau data biner, yakni
logika 1 dan logika 0 dari perangkat input. Contoh perangkat input diskrit
adalah sensor, switch atau sakelar, dan push button.
§ Sedangkan input analog memberi sinyal informasi
yang kontinu dan bervariasi (dapat diubah-ubah nilainya). Biasanya sinyal
tersebut berupa tegangan 1-10 Vdc, arus 0-20 mA, atau arus 5-12 mA. Sebagai
contoh perangkat uang terkoneksi dengan input analog adalah sebuah transmitter
masukkan pengukur level cairan.
Output
diskrit bekerja menghasilkan sinyal biner ON-OFF. Lampu, solenoid, dan
kontaktor koil merupakan contoh-contoh perangkat output yang terkoneksi dengan
output diskrit. Output analog mengirimkan sinyal kontinu dan bervariasi dalam
kisaran 0-10 V dc. Transduser arus ke peneumatik dan analog meter merupakan
perangkat output yang terkoneksi dengan output analog.